Langsung ke konten utama

Comeback



10 bulan tak berkutik dengan dunia blogging ternyata hidup ini terasa ada yang kurang sih. hehe. pastinya sangat banyak sekali cerita maupun kejadian yang mengesankan dalam hidup saya. ehm usia sudah semakin beranjak, benar kata erika, 'bahasa' pun ikut berubah menuju kedawasaan. 

kenapa Safira nggak ngeblog dalam waktu 10 bulan kemarin?
entah... terbesit keinginan itu pasti ada, hanya saja banyak rintangan kala itu. sebenarnya apapun rintangan itu kalau saya mau usahakan lebih keras lagi pasti bakal keturutan, sayangnya usaha itu sirna.

oke stop menyesali masa yang sudah berlalu, oke kembali lagi dengan judul diatas, 'comeback' . saya benar benar igit-igit (gregetan) buat nulis blog lagi. karena selama 10 bulan kemarin saya hanya nulis curahan-curahan alay saya secara pribadi dan hanya saya simpan rapat-rapat di dalam laptop tanpa seorang pun tahu.

Ini hanya postingan pembuka, setelah ini akan ada postingan-postingan yang menceritakan 10 bulan saya kemarin, semoga yang baca nggak bosen ya hehe. 

Apa saja sih yang mau saya ulas di blog pribadi yang sudah berumur 2,5 tahun ini. jadi, saya akan curahkan mulai dari, pengalaman magang, Tips menulis skenario film pendek, Produksi film pendek untuk lomba, produksi film Dokumenter yang latarnya di pelosok kota Sidoarjo, menang lomba film pendek, kehilangan orang yang paling saya sayangi untuk selamanya, bangkit bersama sahabat dengan meneruskan bisnis usaha Ibu, sampai Membuka Usaha watercolor handlettering.

ya semuanya akan saya ceritakan disini, semoga bermanfaat. dan postingan ini juga sebagai penyemangat saya supaya mulai dari sekarang rajin-rajin posting. seberapa sibuknya seseorang itu tergantung cara mengatur waktunya supaya lebih efektif.hehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulau Dem Pelosoknya Kota Sidoarjo

Tugas film seperti makanan sehari-hari anak Multimedia di sekolah saya SMKN 2 BUDURAN. Tugas kali ini membuat Film Dokumenter. saat itu kita disibukkan dengan magang di tempat masing-masing. setiap ada kesempatan untuk rapat pun kita manfaatkan dengan baik, alhasil rapat pertama kita langsung memutuskan untuk memilih Pulau Dem sebagai salah satu tujuan kita. saat itu rapat, saat itu juga kita memutuskan untuk langsung survei tempat tersebut. Kita hanya mencari lokasinya bermodal kuota dan youtube pun sangat berguna. Lokasi pulau Dem itu di ujung pokoknya, hehe... Lumpur Lapindo masih lurus, pokoknya ada jembatan sungai porong belok kiri dan setelah itu, lurus, lurus aja, lurus terus sampai nggak kerasa kalau itu daerah Sidoarjo. Kesan pertama selama perjalanan, yah namanya juga anak ehm kota, yang sehari-harinya melihat keramaian jalan raya. tentunya excited sekali melihat pemandangan disekitar perjalanan, sudah seperti di pedesaan apa lagi saat itu cuaca mendung dan udara ju

180 Derajat

Hidup memang tak ada siapapun yang tau. saya benar-benar tak menyangka hidup saya akan berubah drastis seperti ini. Apa yang saya takutkan dulu, sekarang benar benar terjadi. Perasaan saat bangun tidur itu terkadang saya alami. Perasaan yang seolah-olah kehilangan ibu itu sebuah mimpi buruk. Namun 5 menit setelah bangun, ku sadari memang benar adanya. Beliau sudah tiada meninggalkan dunia untuk selamanya.  Dulu saya hanya bisa membayangkan ‘bagaimana kalau dia meninggalkanku?’ karena memang saya percaya bahwa umur hanya tuhan yang tau, dan saya harus siap menerima hal itu. Banyak hal yang sudah saya lewati bersamanya. saya tidak mau menyesalinya, saya hanya ingin mengenangnya. Sedih dan senang ku simpan rapat dalam ingatanku.    Hal ini harusnya membuat saya semakin kuat dan bukan jadi orang yang lemah, supaya dikemudian hari bisa membantu banyak orang dan berguna. Dia sudah menjadi orang yang paling berarti dalam hidup saya. Apa yang sudah kudapatkan sampai detik in

Kenapa kok hijrah ?

Awalnya saya tatap langit-langit dinding kamar, terlintas perasaan aneh, mungkin ini yang disebut hidayah. Saya mulai meratapi dosa-dosa yang pernah saya lakukan, hati berdegup tak karuan, ketakutan datang yang membuat sekujur tubuh panas dingin. Saat itu pula saya mulai menangisi diri saya sendiri.  Beberapa kalimat-kalimat bapak, terlintas difikiran saya, “doakan ibumu nak, kamu sholat 5 waktu, sudah 5 doa yang kamu panjatkan, itu dalam sehari, bagaimana dalam sebulan? Setahun?, jika kamu berbuat maksiat ibumu akan ikut disiksa disana”  Sekiranya seperti itulah bapak saya menasehati saya, yang kala itu saya belum mendapat pencerahan, yang saat itu masih dimasa jahil, yang saat   itu pula saya tak menghiraukan perkataannya. Baca juga : 180 Derajat Tangis ini semakin menjadi, semakin ku ingat dosa-dosa saya, semakin tak henti tangisannya, segera saya bertaubat memohon ampunan. Dari situ saya mulai hijrah, saya putuskan ‘dia’ hehe, saya hapus semua photo