Langsung ke konten utama

Tentang Kita


Selanjutnya akan jarang sekali aku membahas soal diriku saja, tapi InshaAllah aku akan membahas tentang "Kita", iya aku dan kamu, kita. :)

Mungkin amat membosankan jika kehidupanku yang biasa saja ini dituangkan lewat cerita, tak ada yang menarik, mungkin ada juga yang merasa kagum, tapi sayangnya ku tak pantas untuk dikagumi karena Allah begitu hebatnya menutup aib-aibku...

Aku suka memperhatikan seseorang, mengambil pelajaran darinya walau sekecil apapun, karena aku meyakini siapapun dia pasti akan ada hal baik yang bisa diambil pelajaran dan hikmahnya, ya semoga kita bisa dengan mudah mengambil hikmah tersebut...

Rasanya sudah lama ku tak berdiam didepan laptop menuangkan apa yang menumpuk dihati, meskipun biasanya ku hanya menulis di buku diary ehehe macam anak sd aja ya, jadul... tapi ya beginilah caraku agar waktuku tak terisi dengan hal-hal yang tak diinginkan...

Menulis membuatku mau tak mau jujur dengan diri sendiri, keburukan maupun kebaikan harus diakui, setelahnya muhasabah diri aja mana yang harus dibuang, diperbaiki dan dipertahankan...

Aku hanya melakukan apa kehendak hati, senormalnya.. hati kita menginginkan segala sesuatu yang baik kok,hanya saja bagaimana cara kita memeliharanya...

Semakin dewasa semakin tersadar, bahwa sudah saatnya isi status bukan hanya tentang diri sendiri, tapi tentang umat saat ini,tentang Al-Nas, tentang kita, manusia soaialis, jadi inget tugas kuliah yang pernah ku kerjakan, yang mau tak mau membuat kita belajar, dengerin ceramah, membaca dan mengambil pelajaran dari tugas tersebut..

Jadi tugasnya adalah disuruh mencari makna dari kata manusia di dalam Al-Quran, misalnya Manusia bisa disebut sebagai Al-Nas, Al-Insan, Al-Basyar dst.. MasyaAllah yang biasa orang katakan ketika bicara soal bahasa Al-Quran, bahwa Al-Quran sungguh detail, dalam arti bahasa indonesia mungkin satu yaitu manusia tapi kalau dalam bahasa Arab akan berbeda..

tapi :)) aku gabakal tulis jawaban dari tugasku disini kok, bakalan ngantuk yang baca, btw emang ada yang baca ya? ehehehe

Ada satu hal menarik, dari manusia sosial tadi, ada hubungannya dengan Al-Nas, oke sedikit kita membahas tentang kita nih :) manusia. Al-Nas(manusia) memiliki 2 fungsi, fungsi pertama yaitu hubungan kita dengan Allah(ibadah), dan fungsi kedua adalah hubungan kita dengan manusia(muamalah)... Sadar nggak kalau kita itu saling membutuhkan? sesempurna apapun kita, kita pasti tetep butuh bantuan orang lain, yaa itulah kenapa guru2 dahulu bilang bahwa manusia adalah makhluk sosial...

Allah tu udah kasih petunjuk cara terbaik menjadi makhluk sosial, seperti pada surah yang sering diputar ketika adzan maghrib tiba, Al-Hujurat, lebih tepatnya ayat 13 (yuk buka quran terjemahannya) jadi Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan kita berbeda-beda itu biar kita saling bersosial, saling mengenal dan menjadikan suatu perkenalan itu pembelajaran sekaligus wasilah untuk beribadah kepada Allah, yakni dengan bersosial itu bisa meningkatkan ketaqwaan kita sehingga bernilai ibadah...

tak terasa kita sudah berada di penghujung acara cerita, eh kok kayak pembawa acara :')

oke penutupnya ini aja deh, cuitan twitter beberapa hari yang lalu...

hi dear... pilihlah teman yang bisa menjaga shalatnya, biar saat bersamanya bisa meningkatkan taqwa, nah ada nilai ibadahnya tu... karena tujuan Allah menciptakan kita berbeda-beda untuk saling menganal itu, biar kita semakin bertaqwa... :))




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mumpung sek muda

Mumpung sek muda, ayo banyak-banyakin belajar, mencari ilmu, berkarya, ikut kegiatan positif, biar bermanfaat, karena setelah kita naik ke level selanjutnya, maka akan semakin berkurang waktu kita untuk itu semua, ya mumpung sek muda, pinter-pinter bagi waktu dan prioritas... Aku yakin kok, yang baca ini bukan pemuda yang waktunya dihabiskan dengan streaming youtuber berjam-jam,  main game sambil rebahan sampai lupa waktu, banyak tidur atau pemuda yang galau akan masa depan(jodoh)nya... ehm semoga ya :)... Tapi, tidak menutup kemungkinan itu akan terjadi sama kita, bahkan diriku sendiri :(... Tau nggak sih, kita itu ga bakalan bisa menghitung Anugerah-anugerah yang telah Allah berikan sama kita walau hanya satu detik, dalam satu detik aja nih berapa banyak sel darah yang mengalir begitu cepat, bahkan misalnya di suatu arteri ada aliran darah dengan kecepatan 18 cm / detik dan ini masih tergolong lamban... MaasyaaAllah... gimana anugerah" yang lain ya... tapi sayangnya sedi...

Ku tinggalkan dia karena Dia

Tidak ada yang tahu, esok akan seperti apa. Tapi pastinya apapun itu yang akan terjadi di kemudian hari, semoga hal tersebut dapat mendekatkan kita kepada Allah. Aamiin…  Bagi segelintir orang yang baru hijrah, pasti mengalami hal seperti ini, ‘move on’. Karena hijrah itu meninggalkan keburukan menuju kebaikan. Apakah dia sebuah keburukan? Bukan, tapi bisa jadi menjadikan keburukan itu terjadi, karena kita yang tidak bisa mengendalikan hati. Mengambil keputusan untuk meninggalkan dia itu, beberapa orang menganggapnya gampang, dan beberapa orang menganggapnya sulit sekali, sampai-sampai ada yang bilang ‘semakin ku berusaha untuk melupakan, semakin ku teringat olehnya’ wihiii… wkwkwk Gampang kok! Iya awalnya memang harus ada tahap, tapi bagi dia yang menganggap ini suatu hal yang mudah maka tahap itu akan berjalan sebegitu cepatnya. Mengapa? Bisa jadi hatinya yang begitu kokoh, karena dia menganggap Allah lebih utama dari pada dia, ‘kalau hanya melupakan...

Kenapa kok hijrah ?

Awalnya saya tatap langit-langit dinding kamar, terlintas perasaan aneh, mungkin ini yang disebut hidayah. Saya mulai meratapi dosa-dosa yang pernah saya lakukan, hati berdegup tak karuan, ketakutan datang yang membuat sekujur tubuh panas dingin. Saat itu pula saya mulai menangisi diri saya sendiri.  Beberapa kalimat-kalimat bapak, terlintas difikiran saya, “doakan ibumu nak, kamu sholat 5 waktu, sudah 5 doa yang kamu panjatkan, itu dalam sehari, bagaimana dalam sebulan? Setahun?, jika kamu berbuat maksiat ibumu akan ikut disiksa disana”  Sekiranya seperti itulah bapak saya menasehati saya, yang kala itu saya belum mendapat pencerahan, yang saat itu masih dimasa jahil, yang saat   itu pula saya tak menghiraukan perkataannya. Baca juga : 180 Derajat Tangis ini semakin menjadi, semakin ku ingat dosa-dosa saya, semakin tak henti tangisannya, segera saya bertaubat memohon ampunan. Dari situ saya mulai hijrah, saya putuskan ‘dia’ hehe, saya hapu...