Langsung ke konten utama

Ku tinggalkan dia karena Dia






Tidak ada yang tahu, esok akan seperti apa. Tapi pastinya apapun itu yang akan terjadi di kemudian hari, semoga hal tersebut dapat mendekatkan kita kepada Allah. Aamiin…

 Bagi segelintir orang yang baru hijrah, pasti mengalami hal seperti ini, ‘move on’. Karena hijrah itu meninggalkan keburukan menuju kebaikan. Apakah dia sebuah keburukan? Bukan, tapi bisa jadi menjadikan keburukan itu terjadi, karena kita yang tidak bisa mengendalikan hati.

Mengambil keputusan untuk meninggalkan dia itu, beberapa orang menganggapnya gampang, dan beberapa orang menganggapnya sulit sekali, sampai-sampai ada yang bilang ‘semakin ku berusaha untuk melupakan, semakin ku teringat olehnya’ wihiii… wkwkwk

Gampang kok!

Iya awalnya memang harus ada tahap, tapi bagi dia yang menganggap ini suatu hal yang mudah maka tahap itu akan berjalan sebegitu cepatnya. Mengapa? Bisa jadi hatinya yang begitu kokoh, karena dia menganggap Allah lebih utama dari pada dia, ‘kalau hanya melupakan yah bisa aja dong’, dengan menyibukkan diri akan perintah-Nya.

Dan ada pula yang beranggapan karena si doi memang pantas buat segera di lupakan. Ha? maksutnya? Contoh, jika si doi sudah menemukan tambatan hati yang lain, wah ini benar-benar peluang bagus untuk benar-benar total melupakannya, tapi ingat! jangan dikatakan ini adalah sebuah kebencian ya. :) emang terdengar agak gimana gitu ya wkwkwk, mungkin Allah memberi jalan seperti itu supaya kamu cepat melupakannya.

Susah banget !

Mereka yang menganggap melupakan itu sulit, karena ada beberapa hal, bisa jadi dia tidak punya alasan untuk melupakannya. misal, tadi kan gampang  karena si doi sudah sama yang lain, tapi dalam kasus ini si doi nggak sama siapa-siapa, nah udah gak sama siapa-siapa sifatnya baik pula. Begini ini nih yang membuat dia malah kagum dan gak bisa melupakannya.

Tapi, seberapapun susahnya, harus tetap berusaha untuk menjaga hati, karena harus fokus pada tujuannya yaitu Dia (Allah). Jodoh itu di tangan Tuhan. Benar kok, pasti deh kita itu bakal dikasih jodoh. Jadi untuk apa meributkan hal yang sudah pasti, tinggal kita sabar aja menunggu selagi berdoa dan berusaha.

Mungkin bagi mereka yang belum mau ketemu jodohnya cepat-cepat. Yah isi dong waktu luangmu dengan hal-hal yang positif. Ingat! Kita hidup cuma sekali, buat apa buang-buang waktu untuk memikirkan dia yang malah membuat kita melupakan Dia. Tapi kok banyak orang yang bilang ‘ hidup cuma sekali, hidup itu di nikmati’ iya di nikmati harusnya dengan cara yang benar, bukan malah melakukan hal yang gak bener dan bilang ‘hidup cuma sekali.’

Jodoh adalah cerminan diri kita. Emang bener kok! Dan pasti banyak pula yang sudah tahu akan hal itu, tapi enggan untuk membenahi diri. Kaidah umumnya, perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan sebaliknya. dan perempuan yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik dan sebaliknya. 

baca juga : Kenapa kok Hijrah?

Jadi, sudah fokus aja sama diri sendiri, eman (sayang) kalo waktu dibuang hanya untuk memikirkan dia atau memadu kasih dengannya. Kalo saya pribadi, gak mau waktu saya terbuang hanya untuk seorang laki-laki yang belum tentu jodoh saya. Karena masih banyak antrean list yang ingin saya lakukan yang masih belum kesampean. Jauh lebih bahagia kok tanpa harus menjalin hubungan khusus dengan lawan jenis. Memiliki sahabat yang mau di ajak ke surga saja sudah cukup untuk saat ini. Jodoh apa kata Allah aja :)

Jadi apa yang bisa dilakukan supaya tidak terbayang-bayang olehnya ? 
1.    Niatkan hati untuk fokus memperbaiki diri karena Allah 
2.    Jangan Stalk atau kepoin dia 
3.    Bersikap biasa-biasa aja 
4.    Yakin pasti suatu saat Allah akan kasih yang melebihi dia 
5.    Tundukkan pandangan 
6.    Dan yang penting pula, berdo’alah

Ada seseorang perempuan yang berdo’a “ ya Allah hilangkanlah perasaanku terhadapnya jika memang hal itu membuatku semakin lalai terhadapMu,  jika tidak, sabarkan dan kuatkan hati ini untuk menjaga perasaan itu”

Komentar

  1. Langsung nikah aja kalau begituπŸ˜…

    BalasHapus
  2. Kl kata seniman Sujiwo Tejdo, khawatir tidak mendapat jodoh sama saja menghina Tuhan ya.. Semoga kita senantiasa Meyakini Kehendak Tuhan adalah sesuatu yang terbaik. Salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa hehe, soal jodoh pasrahin aja emang , salam kenal juga 😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulau Dem Pelosoknya Kota Sidoarjo

Tugas film seperti makanan sehari-hari anak Multimedia di sekolah saya SMKN 2 BUDURAN. Tugas kali ini membuat Film Dokumenter. saat itu kita disibukkan dengan magang di tempat masing-masing. setiap ada kesempatan untuk rapat pun kita manfaatkan dengan baik, alhasil rapat pertama kita langsung memutuskan untuk memilih Pulau Dem sebagai salah satu tujuan kita. saat itu rapat, saat itu juga kita memutuskan untuk langsung survei tempat tersebut. Kita hanya mencari lokasinya bermodal kuota dan youtube pun sangat berguna. Lokasi pulau Dem itu di ujung pokoknya, hehe... Lumpur Lapindo masih lurus, pokoknya ada jembatan sungai porong belok kiri dan setelah itu, lurus, lurus aja, lurus terus sampai nggak kerasa kalau itu daerah Sidoarjo. Kesan pertama selama perjalanan, yah namanya juga anak ehm kota, yang sehari-harinya melihat keramaian jalan raya. tentunya excited sekali melihat pemandangan disekitar perjalanan, sudah seperti di pedesaan apa lagi saat itu cuaca mendung dan udara ju

Kenapa kok hijrah ?

Awalnya saya tatap langit-langit dinding kamar, terlintas perasaan aneh, mungkin ini yang disebut hidayah. Saya mulai meratapi dosa-dosa yang pernah saya lakukan, hati berdegup tak karuan, ketakutan datang yang membuat sekujur tubuh panas dingin. Saat itu pula saya mulai menangisi diri saya sendiri.  Beberapa kalimat-kalimat bapak, terlintas difikiran saya, “doakan ibumu nak, kamu sholat 5 waktu, sudah 5 doa yang kamu panjatkan, itu dalam sehari, bagaimana dalam sebulan? Setahun?, jika kamu berbuat maksiat ibumu akan ikut disiksa disana”  Sekiranya seperti itulah bapak saya menasehati saya, yang kala itu saya belum mendapat pencerahan, yang saat itu masih dimasa jahil, yang saat   itu pula saya tak menghiraukan perkataannya. Baca juga : 180 Derajat Tangis ini semakin menjadi, semakin ku ingat dosa-dosa saya, semakin tak henti tangisannya, segera saya bertaubat memohon ampunan. Dari situ saya mulai hijrah, saya putuskan ‘dia’ hehe, saya hapus semua photo